Mari Bekerja Untuk Indonesia !!

PKS Working Party

Senin, Oktober 11, 2010

Evaluasi Ansyitoh Ramadhan DPC

Rekan-rekan panitia Ansyitoh Ramadhan DPC, silahkan donwload file evaluasi Ansyitoh Ramadhan 1431 H DI SINI


Terima kasih.
Baca Lengkap...

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, Juni 29, 2010

Tasqif Bersama Mujahid Gaza

Bogor Tengah -- Ahad (27/06) yang lalu alhamdulillah telah dilaksanakan kegiatan tasqif gabungan DPC Bogor Tengah. Acara tasqif kali ini terasa lebih meriah dengan kehadiran kader DPC Tanah Sareal serta kader-kader di wilayah Kota Bogor yang hendak mendengarkan penjelasan dari Ustadz Muhendri Muchtar seputar masalah Palestina. Ustadz Muhendri turut bergabung bersama kafilah Freedom Flotilla dalam kapal Mavi Marmara yang dicegat oleh pasukan Israel saat hendak menembus blokade Jalur Gaza dalaam misi kemanusiaan.

Sebelumnya beliau pernah singgah untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Gaza pada tahun 2009 bersama delegasi KISPA, BSMI dan BAZNAS.

Gaza Bumi Al Qur'an

Pada sesi pertama beliau menjelaskan kunjungan beliau ke Gaza tahun 2009. Keadaan di sana sangat menakjubkan, karena rakyat Gaza begitu besar perhatiannya kepada AL Qur'an. Rombongan KISPA mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi 'Darul Qur'an wal Hadits' tempat pusat pembelajaran Al Qur'an seperti tahsin, tahfiz, hingga pencetakan Al Qur'an. Bangunan modern empat lantai ini menjadi saksi bagaimana masyarakat Gaza dan didorong oleh pemerintahan Gaza begitu perhatian dengan Al Qur'an.

Beliau menceritakan bahwa pemerintahan Hamas pada tahun 2008 mencanangkan program 10.000 orang penghapal Al Qur'an selama dua bulan dalam kegiatan Summer Camp. Kegiatan itu sukses dan sebagian besar diantaranya adalah anak-anak. Termasuk putra PM Palestina Ismail Haniya yang mampu menghapalkan 30 Juz Al Qur'an dalam waktu kurang dari 2 bulan. Sang PM Ismail Haniya sendiri adalah seorang hafiz Qur'an dan mendapatkan ijasah sanad bacaannya sampai kepada Rasulullah SAW.

Rekrutmen pasukan elit Hamas Brigade Izzudin Al Qassam pun menggunakan syarat hapalan 20 Juz Al Qur'an untuk menjadi anggotanya, serta komitmen untuk berjamaah sholat subuh di masjid yang dibuktikan dengan keterangan imam masjid setempat. Jika tidak memenuhi syarat-syarat ini terpaksa mereka menunda keinginan untuk bergabung dengan pasukan Izzudin Al Qassam.


Kisah Mavi Marmara

Ust Muhendri juga menyampaikan detik-detik penyerangan kapal mavi marmara yang berlangsung saat subuh hari. Diceritakan bahwa kapal telah dikepung oleh kapal patroli Israel yang berjumlah 19 buah dari segala penjuru, ditambah dengan dua helikopter. Secara mengejutkan para relawan sipil yang tidak bersenjata diserang dengan menggunakan senapan serbu oleh pasukan Israel secara membabi buta.

Pada subuh itu sebagaian relawan masih dalam kondisi sholat subuh dan sebagian lagi berjaga-jaga. Dengan peralatan seadanya mereka berusaha mengamankan kapal yg merupakan amanah Umat Islam dari serangan pasukan Israel. Namun dikarenakan kalah jumlah dan senjata pasukan Israel berhasil menguasai kapal dengan korban tewas dari relawan sebanyak 9 org dan puluhan lainnya luka-luka.

Seluruh relawan pria diikat tangganyya dan kapal dibelokkan ke kota ashdod selama 12 jam perjalanan tanpa diberikan minum dan tidak diperbolehkan ke toilet. Setelah itu mereka semua menjalani serangkaian interogasi dalam penjara Israel dengan lokasi yang terpisah-pisah.

Para relawan mendapatkan perlakuan bermacam-macam seperti dipukul, dibentak, dijemur di siang hari dan berbagai siksaan baik fisik maupun mental. Seluruh barang bawaan relawan disita dan sampai saat ini belum dikembalikan. Tidak heran sikap Israel ini menyerupai perompak yg menyerang kapal di tengah laut dan mengambil semua barang di dalam kapal. Buktinya kapal mavi marmara yang membawa bantuan kemanusiaan 150.000 ton ini hingga kini masih ada di tangan tentara Israel.

Dana Kemanusiaan

Pada akhir acara dilakukan penghitungan sumbangan dana yg diberikan oleh peserta tasqif kepada KISPA diwakili oleh ustdzmuhendri. Alhamdulillah terkumpul dana sebanyak Rp4.770.000 selama acara tasqif ini. Semoga sedikit kepedulian ini mampu menjadi pengikat tali ukhuwah antara Gaza dan Indonesia.

Sampai Jumpa di Tasqif Berikutnya...



PROFIL UST MUHENDRI MUCHTAR

Nama : Muhendri Muchtar
TTL : Jakarta, 1 September 1971
Alamat: Bambu Apus, Cipayung, Jakarta

Pendidikan:
- Pesantren PERSIS
- LIPIA
- International Islamic University Malaysia

Pengalaman Organisasi:
- Ketua DPC PKS Cipayung
- Ketua DSD PKS Jaktim
- Wakil Ketua KISPA
- Muballigh Khairu Ummah

Pekerjaan:
- Dosen STIE SEBI Baca Lengkap...

[+/-] Selengkapnya...

Senin, Juni 21, 2010

Menimbang Dukungan untuk Keterbukaan PKS


Kompas --
Gaung keterbukaan yang menggema keras dalam Musyawarah Nasional II ini juga disambut antusiasme sebagian publik. Antusiasme tersebut ditunjukkan dengan menyatakan bersedia menjadi anggota PKS apabila partai ini berubah menjadi partai terbuka. Hal ini terekam dalam jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 16-18 Juni 2010. Dari 702 responden jajak pendapat, proporsi responden yang menyatakan bersedia menjadi anggota dengan yang tidak bersedia cukup berimbang, masing-masing 43,2 persen menyatakan bersedia, sementara 43,0 persen lainnya menolak menjadi anggota jika partai ini berubah menjadi partai terbuka.

Meski demikian, respons publik yang berimbang ini akan tampak sebagai dukungan positif menjadi anggota apabila dikaitkan dengan pilihan partai politik responden pada Pemilu 2009. Jajak pendapat ini mengungkapkan bahwa pemilih partai-partai lain ”mungkin” akan bergabung dengan PKS apabila keterbukaan jadi diterapkan. Di antara responden yang sebelumnya memilih Partai Demokrat, terdapat proporsi 43,4 persen yang menyatakan bersedia menjadi anggota PKS apabila partai ini menjadi partai terbuka. Kesediaan responden itu juga berlaku untuk konstituen dua partai besar lain, yakni Golkar (34,2 persen) dan PDI-P (42,9 persen).

Akan tetapi, perubahan itu belum tentu menguntungkan apabila dilihat dari internal basis massa tradisional PKS. Perubahan tersebut disikapi dengan penolakan sebagian dari konstituen PKS sendiri. Jajak pendapat ini mencatat bahwa di antara responden yang memilih PKS pada Pemilu 2009, terdapat 34,0 persen yang menyatakan akan hengkang dari PKS jika partai ini mengubah diri sebagai partai terbuka. Hal ini mudah dipahami, mengingat sejak awal pendiriannya, partai ini kental meniupkan roh keislaman kepada para kader dan anggotanya. Namun, dukungan dari 59,7 persen konstituen PKS untuk membuka diri cukup menjadi penanda bahwa langkah tersebut kini tetap bisa dilaksanakan meski perkembangan partai ke depanlah yang pada akhirnya akan menentukan kesetiaan.

Citra terbuka

Dukungan publik atas peralihan PKS menjadi partai terbuka tecermin pula dalam pola penilaian masyarakat atas penyelenggaraan organisasi partai. Berkaitan dengan perekrutan anggota, separuh responden (49,3 persen) menyatakan, PKS merekrut anggota secara terbuka. Bahkan, lebih dari separuh responden (62,0 persen) menilai, PKS saat ini pun sudah merupakan partai yang terbuka untuk semua agama. Pola penyikapan ini tak dimungkiri berkaitan dengan kenyataan bahwa PKS juga mempunyai pendukung dari kalangan non-Muslim, seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Lebih dari itu, PKS kini memiliki 20 anggota legislatif non-Muslim yang sebagian besar merupakan anggota DPRD di Papua.

Masih berkaitan dengan pengorganisasian partai, publik menilai, PKS merupakan partai yang terorganisasi dan solid. Penilaian ini dikemukakan oleh sebagian besar responden (80,2 persen). Soliditas para pengikut PKS dibuktikan oleh hasil survei Litbang Kompas menjelang Pemilu 2009 yang menyatakan bahwa terdapat hampir 77 persen konstituen PKS pada Pemilu 2004 yang waktu itu akan memilih kembali PKS pada Pemilu 2009.

Selain soal penyelenggaraan organisasi partai, penilaian cukup positif juga diberikan publik terutama yang berkaitan dengan identitas PKS sebagai partai berbasis massa Islam.

Dalam jajak pendapat ini terungkap bahwa separuh lebih responden (66,8 persen) tidak setuju apabila PKS disebut sebagai partai garis keras. Meski dinilai bukan sebagai partai garis keras, PKS dilihat oleh separuh lebih responden (57,8 persen) tetap memiliki identitas Islam yang kental. Karakteristik Islam yang kuat ini bisa jadi dihubungkan dengan ”stigma” yang kerap melekat bahwa perjuangan partai ini untuk menegakkan syariat Islam di negeri ini.

Dukungan ataupun penolakan responden jajak pendapat ini yang cukup berimbang terhadap rencana PKS mengubah orientasi partainya merupakan cerminan dari perdebatan yang masih berlangsung di tubuh PKS dalam menyikapi angin perubahan.

Sumber: Harian Kompas Senin, 21 Juni 2010 (dengan sedikit perubahan dr redaksi) Baca Lengkap...

[+/-] Selengkapnya...

Senin, Mei 17, 2010

Munas dan Expo PKS 2010


DPP PKS akan menggelar munas untuk agenda suksesi kepemimpinan dan menentukan arah kerja PKS selama 5 tahun ke depan. Rencananya acara ini akan digelar di seputar daerah SCBD (Sudirman Central Business District) Jakarta. Acara yang digelar tanggal 17-20 Juni 2010 ini selain acara formal Musyawarah Nasional di Hotel Ritz-Carlton, juga akan disemarakkan dengan pagelaran bazaar dan perlombaan.

PKS dalam setiap acaranya memang memiliki ciri khas dengan melibatkan seluruh kader-kadernya untuk berpartisipasi. Termasuk program pemberdayaan ekonomi melalui bazaar dan apresiasi kreatifitas melalui pentas seni. Semoga Munas yang akan datang sukses dan memberikan manfaat banyak untuk agama, bangsa dan negara.






Baca Lengkap...

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, Februari 23, 2010

Shalawat Atas Nabi SAW

Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabi'ul Awal 1431 H/ 26 Februari 2010 M.




Oleh : Ust. KH. Rahmat Abdullah rahimahullah

Apa yang Tuan pikirkan tentang seorang laki-laki berperangai amat mulia, yang lahir dan dibesarkan di celah-celah kematian demi kematian orang-orang yang amat mengasihinya? Lahir dari rahim sejarah, ketika tak ada seorangpun mampu mengguratkan kepribadian selain kepribadiannya sendiri. Ia produk ta'dib Rabbani (didikan Tuhan) yang menantang mentari dalam panasnya dan menggetarkan jutaan bibir dengan sebutan namanya, saat muaddzin mengumandangkan adzan.

Di rumahnya tak dijumpai perabot mahal. Ia makan di lantai seperti budak, padahal raja-raja dunia iri terhadap kekokohan struktrur masyarakat dan kesetiaan pengikutnya. Tak seorang pembantunya pun mengeluh pernah dipukul atau dikejutkan oleh pukulannya terhadap benda-benda di rumah. Dalam kesibukannya ia masih bertandang ke rumah puteri dan menantu tercintanya, Fathimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib.

Fathimah merasakan kasih sayangnya tanpa membuatnya menjadi manja dan hilang kemandirian. Saat bani Makhzum memintanya membatalkan eksekusi atas jinayah seorang perempuan bangsawan, ia menegaskan: "Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, apabila seorang bangsawan mencuri kamu biarkan dia dan apabila yang mencuri itu rakyat jelata mereka tegakkan hukum atas-nya. Demi Allah, seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, maka Muhammad tetap akan memotong tangannya."

Hari-harinya penuh kerja dan intaian bahaya. Tapi tak menghalanginya untuk (lebih dari satu dua kali) berlomba jalan dengan Humaira, sebutan kesayangan yang ia berikan untuk Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Lambang kecintaan, paduan kecerdasan dan pesona diri dijalin dengan hormat dan kasih kepada Ash-Shiddiq, sesuai dengan namanya "si Benar". Suatu kewajaran yang menakjubkan ketika dalam sibuknya ia masih menyempatkan memerah susu domba atau menambal pakaian yang koyak. Setiap kali para shahabat atau keluarganya memanggil ia menjawab: "Labbaik". Dialah yang terbaik dengan prestasi besar di luar rumah, namun tetap prima dalam status dan kualitasnya sebagai "orang rumah".

Di bawah pimpinannya, laki-laki menemukan jati dirinya sebagai laki-laki dan pada saat yang sama perempuan mendapatkan kedudukan amat mulia."Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik terhadap keluarganya dan akulah orang yang terbaik diantara kamu terhadap keluargaku." "Tak akan memuliakan perempuan kecuali seorang mulia dan tak akan menghina perempuan kecuali seorang hina," demikian pesannya.

Di sela 27 kali pertempuran yang digelutinya langsung (ghazwah) atau di panglimai shahabatnya (sariyah) sebanyak 35 kali, ia masih sempat mengajar Al-Qur'an, sunnah, hukum, peradilan, kepemimpinan, menerima delegasi asing, mendidik kerumahtanggaan bahkan hubungan yang paling khusus dalam keluarga tanpa kehilangan adab dan wibawa. Padahal, masa antara dua pertempuran itu tak lebih dari 1,7 bulan.

Setiap kisah yang dicatat dalam hari-harinya selalu bernilai sejarah. Suatu hari datanglah ke masjid seorang Arab gunung yang belum mengerti adab di masjid. Tiba-tiba ia kencing di lantai masjid yang berbahan pasir. Para shahabat sangat murka dan hampir saja memukulnya. Sabdanya kepada mereka: "Jangan. Biarkan ia menyelesaikan hajatnya." Sang Badui terkagum. Ia mengangkat tangannya, "Ya Allah, kasihilah aku dan Muhammad. Jangan kasihi seorangpun bersama kami." Dengan senyum ditegurnya Badui tadi agar jangan mempersempit rahmat Allah.

Ia kerap bercengkerama dengan para shahabatnya, bergaul dekat, bermain dengan anak-anak, bahkan memangku balita mereka di pangkuannya. Ia terima undangan mereka; yang merdeka, budak laki-laki atau budak perempuan, serta kamu miskin. Ia jenguk rakyat yang sakit di ujung Madinah. Ia terima permohonan ma'af orang.

Ia selalu lebih dulu memulai salam dan menjabat tangan siapa yang menjumpainya dan tak pernah menarik tangan itu sebelum shahabat tersebut yang menariknya. Tak pernah menjulurkan kaki di tengah shahabatnya hingga menyempitkan ruang bagi mereka. Ia muliakan siapa yang datang, kadang dengan membentangkan bajunya. Bahkan ia berikan alas duduknya dan dengan sungguh-sungguh. Ia panggil mereka dengan nama yang paling mereka sukai. Ia beri mereka kuniyah (sebutan bapak atau ibu si Fulan). Tak pernah ia memotong pembicaraan orang, kecuali sudah berlebihan. Apabila seseorang mendekatinya saat ia sholat, ia cepat selesaikan sholatnya dan segera bertanya apa yang diinginkan orang itu.

Pada suatu hari dalam perkemahan tempur ia berkata: "Seandainya ada seorang shalih mau mengawalku malam ini." Dengan kesadaran dan cinta, beberapa shahabat mengawal kemahnya. Di tengah malam terdengar suara gaduh yang mencurigakan. Para shahabat bergegas ke arah sumber suara. Ternyata Ia telah ada di sana mendahului mereka, tegak di atas kuda tanpa pelana. "Tenang, hanya angin gurun," hiburnya. Nyatalah bahwa keinginan ada pengawal itu bukan karena ketakutan atau pemanjaan diri, tetapi pendidikan disiplin dan loyalitas.

Ummul Mukminin Aisyah Ra. Berkata : "Rasulullah SAW wafat tanpa meninggalkan makanan apapun yang dimakan makhluk hidup, selain setengah ikat gandum di penyimpananku. Saat ruhnya dijemput, baju besinya masih digadaikan kepada seorang Yahudi untuk harga 30 gantang gandum."

Sungguh ia berangkat haji dengan kendaraan yang sangat sederhana dan pakaian tak lebih dari 4 dirham, seraya berkata,"Ya Allah, jadikanlah ini haji yang tak mengandung riya dan sum'ah." Pada kemenangan besar saat Makkah ditaklukkan, dengan sejumlah besar pasukan muslimin, ia menundukkan kepala, nyaris menyentuh punggung untanya sambil selalu mengulang-ulang tasbih, tahmid dan istighfar. Ia tidak mabuk kemenangan.

Betapapun sulitnya mencari batas bentangan samudera kemuliaan ini, namun beberapa kalimat ini membuat kita pantas menyesal tidak mencintainya atau tak menggerakkan bibir mengucapkan shalawat atasnya: "Semua nabi mendapatkan hak untuk mengangkat do'a yang takkan ditolak dan aku menyimpannya untuk ummatku kelak di padang Mahsyar nanti."

Ketika masyarakat Thaif menolak dan menghinakannya, malaikat penjaga bukit menawarkan untuk menghimpit mereka dengan bukit. Ia menolak, "Kalau tidak mereka, aku berharap keturunan dari sulbi mereka kelak akan menerima da'wah ini, mengabdi kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun."

Mungkin dua kata kunci ini menjadi gambaran kebesaran jiwanya. Pertama, Allah, Sumber kekuatan yang Maha dahsyat, kepada-Nya ia begitu refleks menumpahkan semua keluhannya. Ini membuatnya amat tabah menerima segala resiko perjuangan; kerabat yang menjauh, shahabat yang membenci, dan khalayak yang mengusirnya dari negeri tercinta. Kedua, Ummati, hamparan akal, nafsu dan perilaku yang menantang untuk dibongkar, dipasang, diperbaiki, ditingkatkan dan diukirnya.

Ya, Ummati, tak cukupkah semua keutamaan ini menggetarkan hatimu dengan cinta, menggerakkan tubuhmu dengan sunnah dan uswah serta mulutmu dengan ucapan shalawat? Allah tidak mencukupkan pernyataan-Nya bahwa Ia dan para malaikat bershalawat atasnya (QS 33:56 ), justru Ia nyatakan dengan begitu "vulgar" perintah tersebut, "Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah atasnya dan bersalamlah dengan sebenar-benar salam."

Allahumma shalli 'alaihi wa'ala aalih !
Baca Lengkap...

[+/-] Selengkapnya...

PKS Gelar Pemilu Raya Majelis Syuro


Metrotvnews.com, Jakarta: Kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memadati kantor Dewan Pimpinan Cabang di seluruh Indonesia, Ahad (21/2). Mereka mencoblos untuk memilih anggota Majelis Syuro (MS) PKS yang baru. Seluruh kantor DPC tersebut memang telah disulap menjadi tempat pemungutan suara (TPS).

Pemilihan anggota Majelis Syuro PKS memang berbeda dengan pemilihan konvensional. Mekanisme Pemilihan Raya (Pemira) untuk memilih angota majelis syuro yang baru ini selayaknya pemilu. Jumlah anggota MS yang dipilih ada 99 orang, lebih banyak dari jumlah majelis syuro partai Islam lainnya.

"Kami sengaja memakai model pemilihan seperti ini untuk menerpakan demokrasi internal di semua kader. Jadi keputusan anggota MS tidak hanya akan terpusat ke bebrapa orang saja, tapi milik semua kader," papar Sekjen PKS Anis Matta saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (21/2).

Dengan ikut memilih, lanjut Anis, setiap kader akan mempunyai beban tanggung jawab yang merata terhadap pemimpin internal mereka kelak. Jadi, jika ada kesalahan di pemimpin mereka, semua kader tak dapat saling menyalahkan.

Dalam pemilihan ini, PKS telah membentuk panitia prapemira yang akan menyeleksi sekitar 1.000 anggota ahli PKS menjadi 195 calon nama. Penyeleksian tersebut berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh AD/ART, antar lain, telah memiliki sekurang-kurangnya masa keanggotaan 5 tahun dengan usia biologisnya 30 tahun, memiliki pengalaman keanggotaan secara struktural dan fungsional, serta lulus tes 5 konsepsi dasar partai.

"Dari 195 nama ini akan dipilih 65 nama terbanyak. Setelah diambil sumpahnya, mereka yang terpilih ini akan menunjuk 32 nama sebagai anggota ahli majelis syuro. Sedangkan dua anggota lainnya adalah anggota tetap majelis syuro yaitu Hilmi Aminuddin dan Salim Segaf Al Jufri. Mereka adalah para mantan ketua majelis syuro," jelas Anis.

Anis menolak menyatakan mekanisme dan jumlah anggota majelis syuro tersebut sebagai pemborosan. Ia justru menekankan model pemilihan tersebut akan efektif menyerap aspirasi kader. "Angka 99 orang tesebut merupakan penyesuaian dari jumlah anggota kami yang makin membesar. Dulu kami hanya memilki 48 anggota, tapi sejak periode lalu kami sudah merasa harus menambah jumlah anggota majelis syuro," kilahnya.

Padahal, proses pencoblosan anggota MS, penghitungan suara, pengangkatan sumpah, pemilihan anggota ahli MS hingga pemilihan ketua majelis syuro kurang lebih akan memakan waktu sebulan. Ketua majelis syuro sendiri baru akan diketahui publik akhir Maret nanti.

Untuk posisi ketua majelis syuro sendiri, dikatakan Anis, dalam partainya tidak ada istilah tendensi terhadap posisi tersebut. Pemilihan ketua majelis syuro akan berlangsung secara internal dan tertutup oleh ke 99 anggota tersebut. Bahkan jika ada yang ketahuan berkampanye, dengan cara appaun, akan ada sanksi keras dari internal partai.

"Jadi bisa siapapun yang jadi ketua MS, bisa saja saya," pungkasnya sembari tertawa ringan. Nama Anis, memang masuk dalam bursa nama anggota MS. Namun, baik Anis maupun ketua Pemira PKS, Sunmanjaya, tak berminat memaparkan nama-nama lainnya. " Yang jelas hampir semua anggota majelis syuro sekarang kembali masuk dalam bursa pemilihan," tandasnya.(MI/BEY)

Baca Lengkap...

[+/-] Selengkapnya...